Ada yang pernah makan pare?
Iya, pare yang biasanya dijadikan siomay itu. Sayur yang rasanya pahit itu ternyata banyak manfaatnya lho untuk kesehatan kita.
Pare (Momordica charantia) merupakan salah satu jenis sayuran yang tumbuh merambat dengan sulur-sulur spiral. Daunnya berbentuk jari dengan bunga-bunga kuning dan batang dengan bulu agak kasar. Permukaan buah berbintik-bintik dan rasa buah pahit. Tanaman ini hidup di tempat yang beriklim panas, seperti Asia, Afrika Timur, Amerika Selatan dan Karibia.
Di Indonesia banyak orang menyukai pare untuk dimasak dan dijadikan lauk pauk. Sebenarnya tidak hanya digunakan untuk lauk pauk, ada banyak manfaat lain yang disediakan oleh pohon pare untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Semua bagian dari tanaman ini memiliki sifat yang luar biasa.
Buah Pare mengandung albiminoid, karbohidrat dan pewarna. Daunnya mengandung zat pahit, minyak lemak, asam dammar, protein, zat besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C yang berfungsi untuk menjaga kerusakan kulit akibat sengatan utra-violet. Ini berarti pare untuk mencegah munculnya bintik-bintik hitam dan kerutan pada wajah. Sementara akarnya mengandung asam dan asam momordial aleonolat. Sementara bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. Di beberapa negara, terutama Jepang, Korea dan China, selain untuk makanan, pare juga digunakan untuk pengobatan.
Kandungan Pare
Tingkat kalsium dalam peria yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan produksi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Ketika insulin yang cukup dalam tubuh, kelebihan glukosa dapat dicegah, sehingga kadar glukosa dalam darah akan menjadi normal atau dikendalikan. Senyawa fitokimia lutein dan likopen dalam melon pahit manfaat sebagai anti-kanker, antibiotik, antiviral, merangsang produksi insulin, yang menyeimbangkan tekanan darah dan kadar gula darah, perangsang nafsu makan dan pembasmi cacingan.
Manfaat Pare Untuk Pengobatan HIV AIDS
Baru-baru ini, Profesor Lee-Huang dari University of New York juga menemukan zat yang luar biasa dalam pare, yaitu senyawa anti-HIV-AIDS. Zat ini disebut alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP 30 (Momordica antiviral protein 30). Zat ini didapatkan pada biji pare yang lebih tua.
Di Amerika sendiri, kapsul berisi bubuk biji pare umumnya dipasarkan. Obat ini diakui menahan laju pertumbuhan virus HIV-AIDS. Berkat terapi pare, HIV-AIDS di Thailand dan Amerika Serikat terbukti secara klinis mampu menyehatkan dan meningkatkan berat badan. Tidak berlebihan kiranya, jika para ahli di dunia medis optimis dalam 10 tahun ke depan, akan menemukan obat untuk memerangi HIV-AIDS.
Pare Untuk Berbagai Pengobatan
Selain itu, pare juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diabetes, batuk, cacing kremi pembasmi, bisul, demam pada ibu nifas, bronkitis, anemia, radang perut, sakit hati, nyeri haid, rematik, pelangsing tubuh, ASI diluncurkan, menyuburkan rambut, menghilangkan bekas luka, mengobati wasir, memperkaya konten, memecahkan masalah penyakit kulit, rabun malam, menurunkan demam, dan disentri Amoeba.